11 Desember 2008

Lari dan Teriakan-lah

Pagi ini hasrat saya menulis cukup besar. Bangun pagi (sebenernya siang karena saya bangun jam 9) lalu melihat sahabat saya yang jenaka tidur disebelah saya rasanya cukup menyenangkan untuk memulai hari ini. Setelah apa yang kami lakukan sehari kemarin, saya baru merasakan pentingnya menghargai diri sendiri. Kemarin kami benar-benar menghabiskan sisa hari bersama, melewatkan sore yang romantis dan malam yg indah. Jujur saja kemarin perasaan kami berdua memang sedang galau, kacau, apalah itu. Masalah yang sudah bertumpuk-tumpuk dan kesibukan jadwal kuliah membuat kami bosan.
Saling mendengarkan cerita dan tertawa memang obat paling ampuh. Setelah mendengarkan beribu-ribu cerita (berlebihan, haha) yang terlontar dari mulutnya; i just realize that a girl in front of me now, is a super-special person. Orang ini selalu ingin menyenangkan orang lain tanpa peduli dengan masalahnya sendiri. Hebat, sangat hebat! Dia selalu mementingkan kepentingan orang lain diatas kepentingan nya sendiri -Hal ini cukup berbeda dari saya yg sangat mengagung-agungkan kesenangan diri sendiri, mungkin terdengar egois tapi saya selalu berpendapat untuk membahagiakan orang lain kita harus bisa membahagiakan diri kita sendiri. Dengan begitu kita bisa ikhlas dan tulus untuk membantu orang lain-. Dia sangat handal dalam menyembunyikan perasaannya, sampai akhirnya segala itu memuncak. Maybe it's what people called turning point. A phase when you are tired with everything that happened in your life.
Saya sangat menyayangi sahabat saya ini. Rasanya sangat sedih mendengar keluh kesah yang selama ini dia pendam. Dia memendam semuanya sendiri. She always provide her ear and heart to listen other's problem, but he forgot to set aside a time for her self.
Dari pengalaman ini saya lebih mengerti lagi bahwa semua orang seharusnya memiliki waktu untuk memanjakan dirinya sendiri, lari dari rutinitas, dan melakukan hal yang sedikit 'nakal' hahaaa.

notes: sahaabaaaat jangan bersedih lagi ya, i love you.

1 komentar: